Minggu, 05 Mei 2013

ETIKA PROFESI PENYULUH PERTANIAN DALAM SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN MASA DEPAN

TIGA KATEGORI WILAYAH PERTANIAN (Jarmi, Yunus, 2007)


1.WILAYAH YANG PRASARANANYA RELATIF MEMADAI, TEKNOLOGI TELAH MAJU, PRODUKTIVITAS TINGGI, BERORIENTASI PADA PASAR, SANGAT MEMBUTUHKAN INFORMASI PASAR.
2.WILAYAH YANG PRASARANANYA BARU DIBANGUN DAN BELUM MEMADAI, MULAI MENGENAL DAN MENERAPKAN TEKNOLOGI MAJU, PRODUKTIVITAS SEDANG, BELUM BERORIENTASI PASAR, BELUM AKTIF MEMERLUKAN INFORMASI PASAR.
3.WILAYAH YANG RELATIF BELUM MEMILIKI PRASARANA PERTANIAN, TEKNOLOGI TRADISIONAL, PRODUKTIVITAS RENDAH, PETANINYA BERSIFAT SUBSISTEN, BELUM MERASA MEMERLUKAN INFORMASI PERTANIAN.

        PERUBAHAN LAINNYA : PERUBAHAN KEBIJAKSANAAN  PEMERINTAH TENTANG PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN
üPELAKSANAAN DEMOKRASI PERTANIAN
üPETANI SEMAKIN BERPERAN DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
üKEBUTUHAN DAN HARAPAN-HARAPAN PETANI SEMAKIN DIPERHATIKAN
üKEBIJAKAN DESENTRALISASI SEMAKIN LUAS
üPENGALIHAN TANGGUNGJAWAB PROGRAM PP DISERAHKAN KE DAERAH
ü“SERAGAM NASIONAL” MENJADI “SPESIFIC LOKALITA
üSTRUKTUR DAN MEKANISME KELEMBAGAAN PENYULUHAN DAN PENELITIAN PERLU PENYESUAIAN DENGAN KONDISI DAN KEBUTUHAN BARU YANG ADA DI MASYARAKAT.
üFUNGSI DAN PERANAN PENYULUHAN DAN PENELITIAN : PROGRAM PERLU DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN DUNIA PERTANIAN.

TARGET PEMBANGUNAN PERTANIAN
PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN.
PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN
PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
PENYULUHAN PERTANIAN DI MASA DEPAN

POKOK-POKOK PIKIRAN SEBAGAI MASUKAN UNTUK PENYUSUNAN SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN MASA DEPAN
1. KONFIRMASI DEFINISI PENYULUHAN PERTANIAN :
   DI MASA LALU PENYULUHAN MERUPAKAN PELENGKAP PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN.
2. PEWILAYAHAN DAERAH PENYULUHAN.
3. PENYULUHAN PERTANIAN ATAS DASAR HASIL PENGKAJIAN LOKAL :
    BERAGAMNYA SDA DAN EKOSISTEM YANG BERBEDA, MENUNTUT TEKNOLOGI YANG DIDASARI HASIL PENGKAJIAN LOKAL.
4. PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN SISTEM KAFETARIA , YANG    DIKOMBINASIKAN DENGAN PROGRAM PENYULUHAN YANG RELEVAN:
    BERBAGAI INFORMASI DIKEMAS DAN DISAJIKAN SECARA KAFETARIA UNTUK DIPIH SENDIRI OLEH PETANI.
5. PEMANFAATAN MEDIA MASSA SECARA LEBIH LUAS.
6. PEMBINAAN KELOMPOK TANI YANG DINAMIS.
7. FASILITAS-FASILITAS KELOMPOK TANI :  AGAR DIFASILITASI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN KELOMPOK TANI (KEBEBASAN UNTUK BERKUMPUL, BELAJAR-MENGAJAR, MELAKUKAN USAHATANI, UNTUK MENINGKATKAN KEHIDUPAN MEREKA.
KEMAMPUAN LAIN YANG DIBUTUHKAN:
PENGAMALAN DAN PENGHAYATAN ETIKA PROFESI  PENYULUH TERUTAMA UNTUK  UNDANG-UNDANG SP3K DAN PENGEMBANGANNYA.
ETIKA PROFESI PP TERUTAMA UNTUK PENGEMBANGAN MANAJEMEN ORGANISASI PENYULUHAN PERTANIAN.

PENYULUHAN PERTANIAN HARUS BISA “MEMBERI PELAYANAN PENDIDIKAN DAN INFORMASI YANG BERMUTU BAGI MASYARAKAT PETANI AGAR MEREKA DENGAN KEMAMPUANNYA SENDIRI DAPAT TERUS MELAKUKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN SECARA BERKELANJUTAN.
1.BAGAIMANAKAH TANGGUNGJAWAB PENYULUH PERTANIAN UNTUK MENYIKAPI KONDISI UNDANG-UNDANG SP3K DAN MANAJEMEN ORGANISASI PENYULUHAN PERTANIAN YANG MENGHENDAKI SISTEM YANG LEBIH TRANSPARAN DAN PARTISIPASI PETANI ?
2.BAGAIMANAKAH PELUANG UNTUK MENCAPAI TARGET PEMBANGUNAN PERTANIAN DAPAT TERWUJUD, JIKA PENGAMALAN DAN PENGHAYATAN ETIKA PROFESI PP SERTA MANAJEMEN ORGANISASI PENYULUHAN PERTANIAN MASA DEPAN DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN BENAR?




   

Arah Penyuluan Pertanian Dimasa Yang Akan Datang


BAB. I.  PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Pada masa pemerintahan Orde Baru, penyuluh lapang mempunyai prestasi yang cukup gemilang. Kunjungan untuk latihan dan suvervisi (Lakususi) yang menerapkan beberapa komponen teknologi. Walaupun masih penuh dengan kekurangan, system ini sempat mengantarkan Indonesia sebagai negara yang berhasil mencapai swasembada pangan. Sejalan dengan perkembangan, perhatian kepada penyuluh dan kegiatan penyuluhan semakin menurun, puncaknya adalah era otonomi ketika penyuluh tidak lagi punya program dan tugas yang pasti.
Pada era otonomi, kondisi pertanian tidak lebih baik, begitu juga dengan perkembangan penyuluh. Berbagai kebijakan dan beragamnya aturan yang disebabkan oleh otonomi menyebabkan kegiatan penyuluhan semakin lemah dan sulit diharapkan mampu mengangkat pertumbuhan sektor pertanian apalagi perkembangan perekonomian masyarakat. suatu saat Negara kita akan mengalami masa stagnansi yang sangat lama, sementara persaingan yang sejalan dengan era globalisasi semakin tajam.Sehingga sistem perencanaan yang paling tepat untuk pembangunan pertanian adalah perencanaan yang dimulai dari bawah (botton up planning). Metode ini dapat menampung semua masalah, aspirasi, dan inspirasi masyarakat sesuai kondisi, potensi dan lingkungannya.
Di masa mendatang, kegiatan penyuluhan pertanian akan menghadapi tantangan-tantangan, terutama yang diakibatkan oleh pertumbuhan populasi penduduk di tengah-tengah semakin sempitnya lahan pertanian, sehingga usahatani harus semakin meng-khususkan diri serta meningkatkan efisiensinya. Dalam perspektif pemerintah, apapun prioritas yang akan ditempuh, kegiatan penyuluhan pertanian akan tetap menjadi kebijakan kunci untuk mempromosikan kegiatan Pertanian Lestari, baik dalam kontek ekologi maupun sosial-ekonomi ditengah-tengah sistem pemerintahan yang birokratis dan semakin terbatas kemampuannya untuk membiayai kegiatan-kegiatan publik.

1.2.        Tujuan
a.    Terwujudnya pengusaha, petani dan nelayan  yang mandiri dan efisien
b.    Terwujudnya petani dan nelayan yang mampu melayani kebutuhan penyuluhan bagi petani nelayan lainnya melalui kegiatan penyuluhan dari oleh dan untuk petani.
c.    Memperdayakan masyarakat
d.    Penyuluh , peneliti dan ahli agar ikut mensukseskan gerakan / program petani.

1.3.        Manfaat Penyuluhan Partisipatif Masa Yang Akan Datang
a.    Membantu membangun pemahaman, kemampuan, dan kekuatan petani dan kelembagaannya untuk menggunakan dan bertanggung jawab dalam pembangunan pertanian.
b.    Tumbuhnya kesadaran , keberanian, rasa percaya diri semangat dan etos kerja serta mampu memotifasi dan rasa tanggung jawab agar mampu melaksanakan rencana – rencana penyuluhan.
c.    Petani atau kelompok tani memiliki sumberdaya untuk melakukan peranannya .
d.    Untuk membangun kemampuan petani kelembagaannya melalui proses pembelajaraan yangterus menerus serta berkelanjutan serta terjalinnya jejaring informasi  yang berfungsi efektif.
e.    Untuk mengembangkan masyarakat, penyuluhan berperan sebagai utusan atau wakil yang berkaitan dengan interaksi pekerja pengembangan masyarakat melalui penggunaan media, hubungan masyarakat, jaringan antara pekerja pengembangan masyarakat dan pekerja yang relevan, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan baik secara formal maupun informal antara pekerja pengembangan masyarakat dan antara masyarakat.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Metode Penyuluhan Pertanian  adalah cara penyampaian materi(isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian  kepada petani beserta  anggota keluarganya  baik secara langsung  maupun tidak langsung  agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakaninovasi baru. Umumnya pesan  terdiridari  sejumlah simbol dan isi pesan  inilah yang memperoleh perlakuan. Bentukperlakuan  tersebut memilih,  menata, menyederhanakan, menyajikan dll.   Dilain pihak simbol dapat diartikan  kode-kode yang digunakan  pada pesan.  Simbol yang mudah diamati  dan paling banyak digunakan  yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh penyuluh  pertnaian atausumber  unutk memilih  serta menata isi  pesan dan simbol yang digunakan  pada pesan dapat dikatakan teknik penyuluhanpertanian.   Dilain pihak kegiatanpenyuluhn pertanian  terlibat dalamproses belajar mengajar  karenapenyuluhan termasuk dalam sistem pendidikan non formal. Sesusi dengan  tujuan , proses  belajar mengajar  dalam penyuluhan pertanian menghendaki retensiyang tinggi atau efek yang maksimal.  Untuk memperoleh retensi yang tinggi setiap audien memerlukan  belajaryang berulang.   Dengan demikian teknikpenyuluhan pertanian  dapatdidefinisikan  sebagai keputusan –keputusan  yang dibuat oleh sumber atau penyuluhdalam memilih  serta menata  simbul dan isi  pesan  menentukan pilihan  cara dan frekuensipenyampaian pesan  serta  menentukan bentuk penyajian pesan.
Yang dimaksud dengan "penyuluhan berasaskan partisipatif" yaitu penyelenggaraan penyuluhan yang melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan penyuluh sejak perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi (UUSP3K). Metode penyuluhan pertanian partisipaif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif, analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada suatu rencana tindakan. Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin, dalam hal ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal. Penyuluh partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Suwandi, 2006). Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pekerjaan sehari-hari penyuluh pertanian menjadi bagian dan subyek pelatihan. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).
Dalam perspektif pemerintah, apapun prioritas yang akan ditempuh, kegiatan penyuluhan pertanian akan tetap menjadi kebijakan kunci untuk mempromosikan kegiatan Pertanian Lestari, baik dalam kontek ekologi maupun sosial-ekonomi ditengah-tengah sistem pemerintahan yang birokratis dan semakin terbatas kemampuannya untuk membiayai kegiatan-kegiatan publik. Di lain pihak, kegiatan penyuluhan harus semakin bersifat “partisipatip” yang diawali dengan analisis tentang keadaaan dan kebutuhan masyarakat melalui kegiatan Penilaian Desa Partisipatip atau participatory rural appraisal/PRA (Chambers, 1993). Meskipun demikian, kegi-atan penyuluhan pertanian akan banyak didukung oleh kema-juan teknologi informasi.
Pengambilan keputusan partisipatif adalah proses merumuskan dan menetapkan keputusan dengan melibatkan pertisipasi masyarakat. Penerapan keputusan partispatif adalah proses mewujudkan seluruh keputusan yang telah ditetapkan bersama kedalam tindakan nyata oleh seluruh pihak yang terkait  dan masyarakat. Perencanaan pertisipatif adalah proses pembelajaraan masyarakat untuk mampu membangun perilaku berencana dalam mengelola usahataninya dan dalam pengelola pengembangan kawasan agropolitan. Pengorganisasian partisipatif adalah proses pembelajaran masyarakat untuk membangun dan mengembangkan kemampuan masyarakat dalam mengatur kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh mereka sendiri.
BAB III. PEMBAHASAN
3.1. Arah Pengembangan Penyuluhan Partisipatif.

        Penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa depan harus dapat mendorong peran serta aktif petani, pelaku agribisnis lainnya dan masyarakat umum atas dasar kemitraan. Hal ini sesuai dengan paradigma baru yang menekankan berkembangnya prakarsa dan kreativitas masyarakat sesuai dengan semangat Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat akan lebih berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator pembangunan. Dengan demikian penyuluhan pertanian dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis dapat menjadi gerakan masyarakat di daerah, guna meningkatkan daya saing dan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Arah pengembangan penyuluhan partisipatif diharapkan mampu membuat terobosan baru dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian kedepan sehingga para  penyuluh mampu mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan sesuai kebutuhan petani. Disamping itu juga arah pengembangan  penyuluhan di masa yang akan datang diharapkan peran penyuluh guna mendukung arah pembangunan partisipatif pertanian, disamping itu juga penyuluh mampu menggunakan metode – metode yang lebih pas serta menjalin kerja sama antara petani, kelompok tani, gapoktan, para peneliti serta pihak – pihak lain guna mensukseskan penyuluhan pertanian dimasa yang akan datang . Untuk itu arah pengembangan penyuluhan partisipatif di masa depan perlu di susun antara lain :





ARAH PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN

UNSUR
YANG LALU DAN SAAT INI
MASA DEPAN

1.Peran penyuluh






2.Kedudukan petani




3.Pembiayaan



4.Program Penyuluhan



5.Materi Penyuluhan





6. Metode belajar




7.MANAJEMEN













8.PENDEKATAN





















9.MODEL


















10.MAKSUD








11.STRATEGI












12.SUMBER INFORMASI
Mengajar
Peran penyuluh masa lalu sebagai pengajar, artinya Penyuluh lebih ditempatkan sebagai agen pemerintah yg harus menjalankan tugas sebagai penyalur program pemerintah.







Penerima pesan dan pengguna teknologi
petani dipandang sbg obyek program pemerintah melalui agennya (penyuluh) dan menganggap petani adlh sekelompok sasaran yg belum tahu apapun dan harus diberi tahu serta obyek yg harus menjalankanapapun yg telah di programkan olehpemerintah.


Pemerintah Pusat dan Daerah
Ø  Pembiayaan penyuluhan di biayai oleh pemerintah pusat dan daerah  contohnya adany proyek dari dinas SL-PTT, SL dan lain –lain


Berorientasi Sektoral
Kegiatanpenyuluhandilaksanakanolehsemualiniperkebunan,perikanan, pertaniandankelautan



Paket Tekhnologi Rekomendasi, Pemerintah
Program-program kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dari mulai persiapan perencanaan .pelaksanaan dan evaluasi yang telah ditentukan oleh pusat misalnya kegiatan program bantuan proyek tidak berdasarkan tingkat kebutuhan petani/masalah petani


Kuliah Demonstrasi
Proses belajar melaui pelatihan petani, kursus tani, SL-PTT, SL-PHT, petani mau melaksanakan/memperagakan kegiatan yang telah diperoleh dengan demonstrasi cara.


SENTRALISASI
Ø  Di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk memutuskan sesuatu akan menjadi lama dan pemerintah pusat tidak harus melakukan kegiatan  pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan, karena seluruh keputusan dan kebijakan dikoordinir oleh pemerintah pusat.











TOP DWON
Ø  Top down, Kurang mendahulukan kebutuhan petani.
Pendekatan top down (dari atas ke bawah) dalam penetapan dan pengimplementasian program, adalah tidak efektif. Yang dimaksudkan dengan pendekatan top down adalah suatu pendekatan di mana pemerintah sendiri yang menentukan, merencanakan dan mengendalikan program, sedangkan masyarakat sasaran hanya sebagai obyek yang menerima program, bukan sebagai subyek yang mengelola program. Anehnya, kendatipun pemerintah mengalami kegagalan yang berulang-ulang, tetapi toh pendekatan top down sampai sekarang ini masih saja tetap digunakan. Dari kegagalan yang ada timbul kesan bahwa pembangunan yang dilaksanakan selama ini hanya sekadar rutinitas, atau hanya sekadar proyek.

PETANI TERAKHIR
Di masa lalu kepentingan petani selalu dikalahkan oleh kepentingan nasional, yang berakhir dengan kurang diperhatikannya kepentingan petani. Menjadikan petani sebagai ”tumbal” pembangunan nasional itu perlu dihentikan. Eksploitasi petani sebagai fihak yang lemah untuk kepentingan fihak lain harus dihentikan antara lain dengan memberdayakan mereka menjadi fihak yang lebih kuat.





ALIH  TEKNOLOGIdan LINEAR/SEARAH
Ø  Dalam perkembangannya penyuluhan tidak sekadar diartikan sebagai kegiatan penerangan, yang bersifat searah (one way) dan pasif. Tetapi, penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku” (behaviour) yang merupakan perwujudan dari: pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung berupa: (ucapan, tindakan, bahasa-tubuh ) maupun tidak langsung (melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).













PENYAMPAIAN REKOMENDASI
Ø  Kegiatan penyuluhan pertanian pada masa lalu hanya sekedar memberikan atau menyampaikan informasi tentang peningkatan usaha tani belaka.
ADOPSI  LINEAR
model komunikasi yang biasa digunakan para penyuluh pada masa lalu tidak  bersifat garis lurus (linear), Karena proses komunikasi  hanya terhenti setelah informasi disampaikan dan diterima oleh petani.  setelah petani menerima informasi yang diberikan penyuluh, petani tidak memberi tanggapan kepada penyuluh.
UMUM DAN SERAGAM
Ø  Di masa lalu progam penyuluhan pertanian dan penyelenggaraannya cenderung umum , sama atau seragam di semua daerah di Indonesia. Kenyataannya tingkat keberhasilan program-program itu beragam. Strategi, pola dan pendekatan penyuluhan pertanian seharusnya berbeda untuk wilayah-wilayah yang berbeda tingkat kemajuan pertaniannya dan petaninya.







LEMBAGA PENELITIAN
Lembaga penelitian yang dulu hanya berpusat pada satu lembaga saja dan tidak ada lembaga yang lainnya

- Memandu
- Belajar
Peran penyuluh masa depan sebagai pemandu dan belajar, artinya : penyuluh tidak sekedar menyampaikan materi dari program pemerintah, akan tetapi juga mengawal dalam pelaksanaanya dan dengan semakin berkembangnya teknologi maka penyuluh juga dituntut untuk membekali diri guna menjawab tantangan-tantangan yg akan dihadapi dari berbagai segi.



Mitra yg aktif dlm penyuluhan dan pengkajian teknologi
dalam sistem penyuluhan dgn paradigma baru ini menempatkan petani / kelompok sasaran sbg mitra dan menganggap mereka sbg kelompok manusia dewasa gn memiliki berbagai bekal pengalaman. Oleh karena itu kedudukan penyuluh  dan petaniadalah sama, yaitu sebagai agen pambangunan yangg saling melengkapi.


Selain Pemerintah juga sektor swasta, LSM, petani, Lembaga pendidikan
Kegiatan penyuluhan dimulai dari kebutuhan petani dengan melakukan perencanaan penyuluhan oleh petani sampai pelaksanaan

Prinsip-prinsip metode informasi
Ø  Kegiatanpenyuluhan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan berorientasi pada permintaan pasar dan dilaksanakan dari persiapan sampai evaluasi program

Prinsip-prinsip metode informasi
Ø  Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan berorientasi pada permintaan pasar 
Ø  Program kegiatan penyuluhan pertanian ditentukan oleh petani baik dari perencanaan sampai evaluasi disesuaikan dengan   yang berorientasi pada pasar.



Belajar melalui pengalaman dan penemuan
Petani telah aktif mencari , yang telah menemukan pengalaman-pengalaman baru.







DESENTRALISASI
Ø  Pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
Ø  Kelebihan sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda.
Ø  sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat.Kekurangan dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.

BOTOM UP
Ø  Bottom up, Kebutuhan petani didahulukan
Ø  Kita harus menggunakan pola pendekatan pembangunan yang bersifat bottom up (dari bawah ke atas), dimana masyarakat sendiri yang mengelola program pembangunan, sedangkan pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator, sumber biaya, dan sumber inovasi yang dibutuhkan dalam pengimplementasian program. Kalau masyarakat sendiri yang menetapkan program, beberapa hal positif pasti akan terjadi yaitu : program yang ditetapkan jelas akan sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat dan masyarakat akan merasa memiliki terhadap program yang ditetapkan
sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dirasakan, maka motivasi masyarakat untuk menyukseskan program pasti akan meningkat.
Pemerintah harus berani menggunakan pendekatan bottom up karena dengan pola pendekatan botom up dapat menetapkan program yang sesuai dengan kebutuhan petani.
PETANI DIDAHULUKAN
Penyuluhan pertanian di masa depan harus jelas-jelas berfihak kepada petani, Kepentingan petani itu sederhana saja yaitu mendapatkan imbalan yang wajar dan adil dari jerih payah dan pengorbanan lainnya dalam berusaha tani, dan mendapatkan kesempatan untuk memberdayakan dirinya sehingga mampu me-nyejajarkan dirinya dengan unsur masyarakat lainnya. Dengan demikian kepentingan petani dalam setiap kelompok harus didahulukan. Konsekuensinya bahwa penyuluh pertanian harus benar-benar mampu mengidentifikasi kepentingan petani dan menuangkannya dalam program-program penyuluhan melalui kerjasama sejati dengan para petani.


TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI
ØBeragamnya kondisi sumberdaya alam dan ekosistem di negara ini menuntut adanya teknologi-teknologi yang didasari oleh hasil pengkajian lokal sebagai sarana untuk pembangunan pertanian. Hasil-hasil pengkajian lokal itulah yang akan dijadikan dasar pengembangan materi penyuluhan. Pengkajian lokal itu sendiri haruslah memiliki kaitan dengan kebutuhan dan harapan petani lokal, sehingga pengkajian itu sendiri sejak awal memang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan dan harapan petani. Bila hal ini dapat diselenggarakan dengan semestinya dapatlah diharapkan BPTP akan benar-benar berfungsi me-madukan peneliti dan penyuluh, dan bahkan para petanipun akan merasa ikut memiliki dan berkepentingan dengan BPTP. Kondisi semacam itu harus di-jadikan salah satu tujuan dibangunnya BPTP. 
INTERAKTIF
Ø  Model pembangunan pertanian yang dinilai layak dikembangkan tersebut adalah model komunikasi interaktif yang menghasilkan keseimbangan dalam perspektif teori pertukaran (exchange theory) melalui jalur kelembagaan yang mapan didukung oleh bentuk-bentuk komunikasi yang efektif baik vertikal maupun horizontal dalam sistem sosial pertanian. “Dalam model ini harus melibatkan tokoh-tokoh lokal untuk mempercepat program, tidak hanya badan penelitian dan Dinas Pertanian. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan putusan, pelaksanaan sampai evaluasi.


PETANI AHLI MEMILIH ALTERNATIF
Petani selaku pengelola dalam usahatani sangat memrlukan keterampilan dan kecerdasan otak untuk memilih berbagai alternatif pengambilan keputusan seperti menentukan jenis tanaman yang diusahakan. Keterampilan petani sebagai pengelola mencakup kegiatan pikiran atau otak, kesediaan untuk mengambil keputusan, melaksankan keputusan dan bertanggung jawab atas keputusannya.







BERORIENTASI SUMBERDAYA,SISTEM SOSIAL BUDAYA LOKAL
Ø Sektor pertanian yang berperan penting dalam pembangunan nasional memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dalam melaksanakan usahanya. Penyuluhan pertanian mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan pertanian, khususnya dalam pengembangan kualitas pelaku utama dan pelaku usaha
BERORIENTASI GENDER
Ø  gender = perempuan maksudnya kedudukan pria-wanita itu “berbeda tetapi setara.Kedepan kita mengharapkan  suatu penyuluhan yang berorientasi pada upaya memberdayakan kaum perempuan dan sekaligus menjembatani kesenjangan gender yang ada di banyak bidang. Sebagai contoh, dengan fakta bahwa kaum perempuan juga terlibat dalam bidang pertanian, maka seorang penyuluh pertanian hendaknya juga memiliki komitmen untuk ikut memberdayakan petani perempuan.
PETANI
Ø  Petani memlilik kemampuan yang cukup,berkepentingan bagi dirinya kolettif dan kreatif terhadap pengembangan teknologi setempat.Tantangan-tantangan pengembangan saat ini memerlukan dukungan dalam mengembangkan kemampuan dengan cara eefisien mungkin dan membantu petani dalam memanfaatkan secara lebih pengetahuan ttg lingkungan dan masalah-masalah serta peluang yang memperkuat kemampuan uji coba dan kreatif untuk menghubungkan solusi dan secara efektif dengan ilmu pertanian
SEKTOR SWASTA
Ø  Sektor swasta akan berpengaruh pada  produksi pertanian sehingga  peningkatan pendapatan petani; dari produksi utama pertanian di daerah pedesaaan; dari tenaga kerja teknologi intensif kepada teknologi kapital intensif; dari subsitusi impor kepada ekspor pertanian; dari dominsi peranan pemerintah dalam kegiatan pembangunan ekonomi kepada partisipasi yang lebih besar oleh sektor swasta. Langkah untuk revitalisasi usaha tani kecil dilakukan dengan mengenalkan pendekatan agribisnis kepada sistem pertanian berdasarkan komoditi. Pendekatan adalah untuk mengidentifikasi komoditi utama atau produksi berdasaarkan keinginan pasar dan koordinasi kelompok dari petani tetangga dan membuat dalam kelompok yang menyadari skala ekonomi
LEMBAGA PENDIDIKAN
Ø  Penyuluhan sebagai proses suatu  lembaga pendidikan atau pembelajaran yang merupakan sumber informasi dan memiliki nilai-nilai dan landasan idiilyang dikenal sebagai falsafah penyuluhan nilai-nilai yang mendasari program atau tujuan tertentu dan digunakan sebagai falsafah penyuluhan: Ing ngarso sung tulodo, Ing Madyo mbangun karso, Tut Wuri Handayani, penyuluh bila berada di depan petani harus memberi contoh/ teladan, apabila berada ditengah-tengah petani harus memberikan inisiatif dan semangat untuk berkarya, dan apabila berada dibelakang petani harus tetap mengamati/ mengiringi untuk memperbaiki apabila ada kesalahan.

LEMBAGA PENELITIAN
Lembaga-2, penyuluhan dan penelitian pertanian harus ditata menjadi komponen-komponen dari satu sistem yang fungsi utamanya adalah memberdayakan petaniuntuk membangun pertanian secara berkelanjutan. Selain itu agar kerjanya professional lembaga-lembaga penyuluhan pertanian itu perlu berakar pada lembaga-lembaga penelitian pertanian yang benar-benar baik

3.2. Persiapan, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Penyuluhan Pertanian.
3.2.1. Persiapan
  1. Persiapan kegiatan penyuluhan didesa dimulai dari pembentukan dan penetapan FET (Farmer Enpowerment Trainer) atau Kelompok Penyuluh Swadaya
  1. Sosialisasi penyuluhan swadaya yang ditunjuk, disosialisasikan kepada kelompok tani
  1. Pembentukan UPGK (Unit Pelaksana Gabungan Kelompok ) tani/ wadah belajar petani
  2.  Pemilihan petani pemandu
  3. Penyusunan pedoman  dibuat sebagai gambaran dan arah kerja  penyuluh swadaya dalam menyusun rencana kegiatan di desa (Kerangka Berfikir).
  4. Pelatihan Pengurus UPGK
3.2.2. Perencanaan
  1. Perencanaan kegiatan penyuluhan di desa dimulai dengan pelaksanaan methode PRA dilakukan sebelum bulan September tahun berjalan.
  1. Dari hasil PRA tersebut, petani menyusun rencana usaha keluarga (RUK) kemudian dikumpulkan dalam Rencana Kebutuhan Kelompok (RKK) Kumpulan RKK digabungkan menjadi Rencana Kerja Desa (RKD) yang dijadikan bahan Rencana Kegiatan Penyuluhan Desa (RKPD)
  2. BAK FMA, pengelolaan penyuluhan oleh petani sendiri secara swadaya
  3. Rencana sosialisai FET, memfasilitasi baik dari pembiayaan dan penyuluhan oleh petani
  4. Pembuatann rencana MONEV.

3.2.3. Pelaksanaan
  1. Penarikan dan penggunaan dana melaksanakan penarikan dan penggunaan dana sesuai dengan rencana untuk pelaksanaan penyuluhan dan penggunaan uang.
  2. Pelatihan petani, dari dana yang didapat laksanakan pelatihan petani sesuai dengan kebutuhan petani dan kelompoknya.
  3. Dengan methode dan media seperti Temu teknologi, studi petani, sekolah lapang dan media lainnya dilakukan penyuluhan.
3.2.4.  Evaluasi  Penyuluhan Pertanian
  1. Supervisi dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan, yang sedang berjalan sesuai   rencana monev.
  2. Pengumpulan data pelatihan dan hasil dari methode yang dilaksanakan baik menggunakan methode ataupun media penyuluhan
  3. Analisis data kemudian data yang diperoleh  dianalisis untuk dapat disimpulkan mengenai keberhasilan penyuluhan.
  4. Pengkajian dampak  pelaksanaan pengkajian untuk menentukan hasil evaluasi penyuluhan yang sudah diberikan oleh tim pemandu atau kelompok penyuluh swadaya untuk ditetapkan sejauh mana keberhasilan petani menerapkan teknologi inovasi yang diberikan penyuluh
3.3. Tujuh Tingkatan Kematangan Partisipatif
Proses Tujuh Tingkatan Kematangan Partisipatif antara lain :
1.    Partisipasi Pasif Manipulatif Karakteristiknya :
Ø  Masyarakat berpartisipasi dengan diberi tahu dahulu
Ø  Pemberitahuan sepihak oleh penyuluh tanpa memperhatikan tanggapan petani
Ø  Informasi yang dibawakan penyuluh tidak sesuai dengan kebutuhan patani.
2.    Partisipasi dengan cara memberikan informasi
Bentuknya seperti :
a.   Petani mau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan pertani,dalam bentuk kuisioner atau sejenisnya
b.   Petani tidak dilibatkan dalam penyelesaian kegiatan penyuluhan
c.   Hasil akhir kegiatan penyuluhan tidak dibahas lagi dengan petani
3.    Partisipasi  Melalui  Konsultasi
Bentuknya seperti :
a.   Petani berpartisipasi dengan cara mau berkonsultasi kepada penyuluh pertanian
b.   Petani memaparkan kemudian mengartikan permasalahan, memecahkannya, dengan memadukan pendapat-pendapat petani.
c.   Penyuluh tidak mempunyai kewajiban untuk  menindaklanjuti pandangan petani.
d.   Petani mengajukan pendapat / masukan kepada penyuluh
4.    Partisipasi untuk Intensif  Material
Bentuk Partisipasinya antara lain :
a.   Petani mau menyumbangkan tenaga/fasilitas untuk kegiatan penyuluhan di desanya
b.   Petani tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan pada saat kegiatan penyuluhan melebihi batas waktu ia mampu memberi bantuan material.
5.    Partisipasi Fungsional
Bentuk Partisipasinya antara lain :
a.   Petani membentuk kelompok sesuai dengan keputusan yang mereka sepakati
b.   Kelompok yang mulanya ketergantungan pada pihak luar (fasilitator) semakin kedepan semakin mandiri
c.  Petani berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai    tujuan yang berkaitan dengan proyek
6.    Partisipasi Interaktif
Bentuk partisipasinya  seperti :
a.   Petani berpartisi[asi dalam perencanaan pembangunan desa dengan cara memberdayakan potensi – potensi desa melalui PRA
b.   Melibatkan banyak pihak dengan proses kegiatan yang terancam dan sistematik yang  terdiri dari berbagai disiplin ilmu
c.   Kelompok tani berperan sebagai kontrol dalam kegiatan penyuluhan di desa tersebut,
7.    Partisipasi Mandiri
Bentuk Partisipasinya yaitu :
a.   Petani berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan secara bebas,tanpa pengaruh pihak luar.
b.   Petani dapat mengembangkan kemampuan / keterampilan melalui pelatihan ,sl,study banding,kaji terap,dll
c.   Petani mampu mengembangkan ide dan gagasan baru berdasarkan pengalaman yang didapat dari kegiatan sehari-hari dan dari pelatihan-pelatihan yang diikuti.
    Petani memegang kendali tentang pemanfaatan sumber daya / potensi  yang ada di daerahnya



KESIMPULAN
Dengan adanya gerakan aspek penyuluhan pertanian partisipatif di masa yang akan datang diharapkan terwujudnya pengusaha, petani dan nelayan  yang mandiri dan efisien serta mendukung  terwujudnya petani dan nelayan yang mampu melayani kebutuhan penyuluhan bagi petani nelayan lainnya melalui kegiatan penyuluhan dari oleh dan untuk petani sehingga mampu memperdayakan masyarakat  serta diharapkan para penyuluh , peneliti dan ahli agar ikut mensukseskan gerakan / program petani sehingga petani dan keluarganya sejahtera serta pertanian dimasa yang akan datang lebih maju serta siap untuk bersaing dalam menghasilkan produktifitas.













DAFTAR PUSTAKA

penyuluhpi.blogspot.com/.../pengertian-tujuan-dan-prinsip-metode.html
bppmenlu.blogspot.com/.../pemilihan-metode-penyuluhan-pertanian.html
paknewulan.wordpress.com/.../14/teknik-penyusunan-programa-penyuluhan
pustaka.unpad.ac.id/.../uploads/2011/02/penyuluhan_pertanian.pdf